Sekarang aku lagi ingin menjaga
jarak dari orang-orang di sekitar, dari teman-teman, bahkan keluarga. Aku merasa
tidak punya tempat untuk pulang. Aku tidak punya tempat untuk bersandar. Aku merasa
sedih, sepi, dan sendirian di bumi, di antara 8 juta orang. Aku ingin
menghilang. Berdiam di tempat yang gelap bersama selimut yang bisa kutarik
hingga menutupi kepala dan kaki. Memeluk guling yang hangat, beralaskan bantal
yang lembut.
Aku ingin tenggelam dalam
tidurku. Aku ingin waktu berhenti sebentar aja, untuk membiarkanku
beristirahat. Jika waktu tidak berhenti, aku takut. Aku takut ketika aku beristirahat,
tapi orang-orang tetap melanjutkan perjalanannya. Aku takut beristirahat, sebab takut tertinggal.
Di 2023, aku ingin memaksakan
diri…
Aku berencana untuk memaksakan
diri agar bisa mengiringi perjalanan orang-orang yang sudah lebih dulu berjalan di
depanku. Aku ingin berlari, agar bisa selangkah lebih maju. Meski melelahkan,
aku yakin aku bisa. Aku bisa!
Aku ingin memaksakan diri
untuk tetap berinteraksi dengan orang lain bahkan ketika energiku sudah
melemah. Aku ingin tetap berada di lingkungan yang membuatku tidak nyaman. Aku ingin
menjadi lebih kuat dengan melawan hal-hal yang tidak menyenangkan.
Aku ingin berdamai dengan semesta.
Belajar menerima hal tidak kusukai. Belajar memahami hal yang kubenci. Belajar mentoleransi
hal-hal yang tidak mengenakan. Hidup berdampingan dengan manusia-manusia yang
sekiranya kurang menyenangkan. Ikut bersorak ketika hati ingin menangis..
Di 2023, aku akan memaksakan
diri…
Dengan sebuah keterpaksaan,
aku pasti akan belajar. Aku pasti akan memahami. Aku pasti akan mengerti. Dan aku
pasti akan terluka. Tapi aku pasti juga akan bahagia karenanya..
Comments
Post a Comment